Kementerian Pariwisata Republik Indonesia menetapkan target untuk menarik 17 hingga 18 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada tahun 2025. "Kami optimis bahwa tahun depan kami dapat mencapai target tersebut," ungkap Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa kepada wartawan setelah Pra Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Pariwisata yang berlangsung di Pullman Central Park, Jakarta, pada Kamis (5/12/2024). Untuk mencapai target ini, Kemenpar akan terus meningkatkan promosi pariwisata, memperbaiki infrastruktur, menarik wisatawan di musim sepi, serta meningkatkan konektivitas. Plt Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata Ni Made Ayu Marthini menambahkan bahwa target 17-18 juta kunjungan wisman ke Indonesia pada tahun 2025 diharapkan dapat sejalan dengan peningkatan devisa yang diperoleh. Menurut Made, peningkatan target jumlah kunjungan wisman ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi sektor pariwisata di Indonesia. Seluruh daerah, termasuk kepala dinas, industri, dan pemangku kepentingan, diundang untuk berkolaborasi, karena Kementerian Pariwisata tidak dapat melakukannya sendiri, ujar Made kepada wartawan setelah Pra Rakornas Kemenpar hari kedua di Pullman Central Park, Jakarta, pada Kamis (5/12/2024). Ia menjelaskan bahwa salah satu strategi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia adalah melalui digitalisasi, sehingga informasi tentang pariwisata Indonesia dapat lebih dikenal secara luas. Contohnya, dengan ditetapkannya reog ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, informasi tersebut perlu disebarluaskan agar masyarakat global mengenal reog ponorogo dan terinspirasi untuk mempelajarinya. Kami berupaya agar wisatawan mancanegara terinspirasi. Sebelumnya, mereka mungkin tidak mengetahui tentang reog ponorogo. Namun, setelah mendapatkan pengakuan dari UNESCO, mereka menjadi tahu dan akhirnya ingin belajar serta berkunjung ke Indonesia, jelas Made. Selain itu, saat ini terdapat sekitar 968 juta orang yang mencari informasi tentang Indonesia secara daring, yang dianggap sebagai peluang menarik untuk mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan informasi yang akurat, menarik, dan mudah diakses, serta adanya acara dan destinasi yang menarik dan bersih, sehingga menciptakan ekosistem yang baik. Dengan demikian, tahun depan diharapkan dapat memberikan kualitas dan pengalaman yang optimal, ungkapnya. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa dengan peningkatan berbagai aspek tersebut, tidak hanya akan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara, tetapi juga memperpanjang durasi tinggal mereka di Indonesia. Hal ini, menurut Made, akan memberikan dampak positif bagi pendapatan devisa negara. "Kita perlu meningkatkan daya saing, jika ingin menarik lebih banyak pengunjung, maka daya saing kita harus ditingkatkan," tegas Ni Luh.